Kharisma StarVision Plus atau yang lebih dikenal dengan Starvision merupakan salah satu perusahaan rumah produksi di Indonesia yang diperkenalkan kepada publik pada 10 Oktober 1995. Starvision didirikan melalui kolaborasi antara Chand Parwez Servia, pemilik rumah produksi Kharisma Jabar Film, dengan Shankar RS dan Raj Indra Singh yang saat itu mengundurkan diri dari Multivision Plus. Meskipun diperkenalkan pada 10 Oktober 1995 atau tepat 3 hari sebelum sinetron produksi perdana dirilis, Starvision telah didirikan pada 26 Februari 1995 melalui siaran pers yang digelar oleh Shankar RS[1]. Starvision Plus terpandang di masyarakat sejak adanya Sinetron Mutiara Cinta yang merupakan sinetron produksi perdana dan ditayangkan oleh RCTI pada 13 Oktober 1995[2] serta Sitkom "Spontan" yang ditayangkan di SCTV pada tahun 1996. Saat ini, Starvision Plus telah memproduksi lebih dari 50 sinetron dan lebih dari 100 film layar lebar dalam berbagai genre
Chand Parwez Servia - President Director
Ir CHAND PARWEZ SERVIA, lahir di Tasikmalaya, 18 Februari 1959. Memulai karirnya di dunia perfilman pada usia 8 tahun, ketika saudaranya menyewa sebuah bioskop di kota kelahirannya. Saat usia 15 tahun, ia mengelola 5 bioskop. Chand Parwez Servia kemudian mendirikan PT Kharisma Jabar Film pada tahun 1985, ia menjadi pengelola dan distributor film di Jawa Barat. Pada tahun 1987, bersama dengan rekan-rekan budayawan, media, dan intelektual lainnya ia mendirikan Festival Film Bandung yang telah 33 tahun terus menilai dan merekomendasikan film lokal dan impor kepada masyarakat penonton, sebagai bentuk apresiasi. Pada tahun 1989, ia menghasilkan film pertamanya: Si Kabayan Saba Kota yang menjadi film paling sukses tahun 1989 dan juga dianugerahi Film Komedi Terbaik di Festival Film Indonesia 1990.
Tertarik dalam kegiatan sosial, Chand Parwez Servia menerima medali Paul Harris Fellow dari Rotary Club. Pada tahun 1995 ketika industri bioskop mulai merosot akibat pembajakan, ia mendirikan PT Kharisma Starvision Plus, yang juga dikenal sebagai Starvision, memproduksi berbagai program televisi yang mencapai Top Rating Indonesia. Dari tahun 2004 sampai 2007, ia menjadi Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI). Tahun 2015 Chand Parwez menjadi salah satu pendiri dan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI), ia juga menjadi Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) periode tahun 2017 - 2020.
Selama 3 tahun berturut-turut, film-filmnya mencapai Box Office : Virgin (2005), Heart (2006) dan Get Married (2007) dan karya-karya Starvision sering jadi trendsetter dengan genre beragam dan meraih sukses seperti The Tarix Jabrix (2008), Perempuan Berkalung Sorban, Get Married 2 (2009), Laskar Pemimpi, Kabayan Menjadi Milyuner (2010), Purple Love, Get Married 3, Hafalan Shalat Delisa (2011), Perahu Kertas (2012), Cinta Brontosaurus (2013), Marmut Merah Jambu (2014), Ngenest (2015), Koala Kumal dan Cek Toko Sebelah (2016), Critical Eleven, Sweet 20 (2017), Yowis Ben, Milly & Mamet (2018), Yowis Ben 2, Ghost Writer, Dua Garis Biru, Imperfect (2019).
Film-film karya Starvision selain digemari juga memilki value, dan selalu meraih berbagai penghargaan lokal juga internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar